Di Hari Kesehatan Mental, Jadilah Individu yang Bermental Sehat
Setiap tanggal 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan
Mental Sedunia. Untuk memperingati hari
tersebut Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Farmasi Universitas
Pandjadjaran mengadakan seminar online dengan tema “Lets Aware With Mental
Health” pada aplikasi zoom pada tanggal 11 Oktober 2020. Webinar ini
dimoderatori oleh Kerlvin Fernando Pratama dan untuk pemateri pada sesi pertama
diisi oleh Indah Sundari J., M.Psi. ia merupakan seorang psikolog. Lalu yang
kedua diisi oleh Afina Syifa Biladina yang merupakan seorang Bipolar & BPD
survivor. Lalu untuk sesi ketiga diisi oleh APT. Irma Melyani Puspitasari,
PH.D., M.T. ia merupakan dosen Fakultas Farmasi di Universitas Pandjadjaran.
Pada sesi yang pertama yaitu diiri oleh Ibu Indah Sundari
J., M.Psi. ia mengatakan bahwa saat ini pandemic covid-19 tidak hanya berdampak
bagi kesehatan fisik, namun juga kesehatan mental. WHO mengeluarkan konsiderasi
yang berisi anjuran untuk menjaga kesehatan mental. Untuk itu, Hari Kesehatan
Mental Sedunia tahun ini mengajak lebih banyak orang untuk aware terhadap
kondisi kesehatan mentalnya.
Ibu Indah juga menghimbau kepada peserta jika merasakan
tanda-tanda sebagai berikut untuk jangan self diagnosis, tanda-tanda yang
dimaksud atau early warning signs yaitu sebagai berikut
a.
Gangguan tidur/ makan
b.
Menjauh dari orang-orang
c.
Tidak mau beraktivitas
d.
Merasa tidak ada energy
e.
Merasa tidak berdaya
f.
Merasa sakit yang tidak bisa dijelaskan
g.
Perubahan mood/ emosi
h.
Stres berkepanjangan
i.
Mendengar atau melihat sesuatu yang sifatnya
tidak nyata
j.
Mengkomsumsi rokok, alcohol, atau drugs secara
berlebihan
k.
Berfikir atau mencoba menyakiti diri sendiri
Jika merasakan atau mengalami tanda-tanda diatas lebih
baiknya berkonsultasi dahulu kepada ahlinya atau psikolog, JANGAN PERNAH SELF
DIAGNOSIS.
Ibu Indah juga mengungkapkan beberapa hal agar kesehatan
mental kita tetap terjaga walau ditengah pandemic covid 19 ini, yaitu
a.
Self-care
Sefl-care adalah tindakan merawat diri
sendiri yang bertujuan untuk memperolah kenyamanan pada diri sendiri. Misalnya
main game, nonton atau melakukan hal-hal yang membuat diri sendiri nyaman.
b.
Atur “ruang belajar” atau “ruang bekerja”
sendiri
Untuk membuat proses belajar atau bekerja
lebih efektif, atur ruang belajar atau bekerja kalian seperti kalian merasa
disekolah atau kantor sehingga bisa meminimalisir gangguan-gangguan dari
anggota keluarga atau suasana tidak nyaman di dalam rumah. Ketika sedang
belajar, fokuskan pada kegiatan belajar itu tidak ada scroll ig atau kegiatan
diluar belajar itu.
c.
Stay connected
Social distancing bukanlah social
isolating. Berceritalah kepada orang lain perihal kekawatiran atau ketakutan
dalam menghadapi permasalahan ini. bercerita dapat membuat perasaan kita
menjadi lebih lega dan mendapatkan dukungan positif dari orang-orang terdekat.
d.
Diskusi dengan keluarga
Komunikasi bukan hanya berfungsi sebagai
ajang saling bertukar informasi, tapi juga untuk memelihara kelekatan dan
menjaga kualitas hubungan dengan anggota keluarga. Pertukaran afeksi melalui
komunikasi dapat menurunkan tingkat stress seseorang.
e.
Ikuti protocol kesehatan
Protocol kesehatan pada pandemic covid 19
berupa menggunakan masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, menggunakan
hand-sanitizer, serta menjaga kesehatan dan kebersihan. Protocol diatas juga
biasa disingkat menjadi 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan)
Kemudian pada sesi kedua yang diisi oleh Kak Afina Syifa
Biladina yang merupakan seorang biplar & BPD survivor. Ia menceeritakan
kisahnya bagaimana ia bisa di diagnosis bipolar dan BPD (borderline Personality
Disorder). Mulai dari ia merasa ada yang salah dengan dirinya hingga akhirnya
memutuskan untuk mendatangi psikolog dan mendapat beberapa obat dari psikiater
dan terapi dari psikolog. Kak Afina juga memberitahu tanda-tanda bahwa
kesehatan mentalnya sedang terganggu, dan tanda-tanda yang dikatakan Kak Afina
ternyata relevan dengan apa yang diungkapkan Ibu Indah sebelumnya. Bipolar
adalah depresi pada fase orang merasa sedih serta terdapat indikasi menyakiti
diri sendiri hingga keinginan bunuh diri, sedangkan BPD atau borderline
personality disorder yaitu gangguan kepribadian, dimana ada perubahan mood,
takut merasa orang yang disayang itu hilang, atau takut diabaikan. Kak Afina
juga mengatakan bagaimana agar kita bisa berdamai dengan kesehatan mental kita
a.
Acceptance
Kita harus menerima apapun yang dirasain,
sekalipun itu sedih kita harus menerima itu. jangan sampai perasaan sedih itu
membuat boomerang kepada kita yang membuat kita bersedih terus-menerus.
b.
Know your tringgers
Kamu harus tau pemicu yang membuat kamu
merasa sedih atau apa yang membuatmu mengala stress itu
c.
Do your therapy
d.
Do something you enjoy
e.
Connect with others
Lalu pada sesi ketiga diisi pemateri terakhir yaitu Ibu Irma
Melyani Puspitasari, PH.D., M.T. pada sesi ini Ibu Irma mengungkapkan bahwa 1
dari 4 orang didunia mengalami atau akan mengalami gangguan jiwa. Ibu Irma juga
menjelaskan obat-obat yang kini juga sangat membantu bagi penderita kesehatan
gangguan mental.
Acara diakhiri dengan sesi Tanya jawabdari berbagai
pertanyaan dari para peserta yang sangat antusias dengan acara tersebut lalu
ditutup dengan sesi foto bersama.
Komentar
Posting Komentar